IV. Joseph Schumpeter
Menurut
Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada inovasi dari para
pengusaha (wiraswasta). Dalam hal ini, inovasi merupakan penerapan pengetahuan
dan teknologi yang baru di dunia usaha. Inovasi memiliki pengaruh sebagai
berikut:
1 Diperkenalkannya
teknologi baru.
2 Menimbulkan keuntungan
yang lebih tinggi.
3 Menimbulkan imitasi
inovasi, yaitu peniruan teknologi baru oleh pengusaha-pengusaha lain yang dapat
meningkatkan hasil produksi.
Pada
dasarnya pelaku ekonomi dipandangnya sebagai makhluk yang terus melakukan
inovasi-inovasi
dalam memajukan siklus perekonomian itu sendiri. Namun inovasi itu sendiri
sangatlah sarat dengan sifat
instabilitas.
Dalam memahami pemikiran Schumpeter, maka satu poin
penting yang harus dipahami adalah konsep creative
destruction. Creative destruction
pada dasarnya merujuk kepada usaha dalam memecahkan berbagai halangan guna
mencapai inovasi dan kemajuan, di mana kemajuan ini kemudian dirujukkan oleh
Schumpeter ke dalam pengembangan teknologi itu sendiri. Apabila menuangkan
diagram pemikiran Schumpeter, maka baginya siklus ekonomi adalah siklus yang
selalu berputar karena dorongan pembangunan dan tidak pernah sampai pada satu
titik keseimbangan tertentu. Ekonomi akan bergerak melalui tahap resesi dan booming. Jika inovasi belum membuahkan
hasil, ekonomi akan mengalami resesi, sebaliknya jika inovasi sudah berjalan
dengan baik, akibat didorong oleh injeksi kapital dari sistem perbankan,
ekonomi akan bergerak ke arah optimis. Begitu seterusnya, sehingga sistem
ekonomi kapitalis pada dasarnya akan bergerak dari resesi (burst) ke optmisis (boom).
Diagram pemikiran Schumpeter itu kemudian
menunjukkan bagaimana uang dan perbankan memiliki peran yang sangat sentral
dalam perekonomian. Namun Schumpeter tetap menekankan peran perbankan sebagai
faktor pendukung dari kegiatan ekonomi utama yaitu yang bergerak di sektor
riil. Schumpeter berusaha mengembangkan ide bagaimana inovasi tidak seharusnya
berkembang pada sektor finansial, hal ini disebabkan inovasi serta pembangunan
pada sektor finansial hanya mengandalkan spekulasi-spekulasi yang dapat
menjatuhkan serta menghancurkan perekonomian itu sendiri. Apabila sektor
finansial mengalami kehancuran, maka dampaknya akan terasa secara langsung oleh
sektor riil karena inovasi-inovasi yang membutuhkan suntikan dana dari
perbankan akan terhambat, sehingga perekonomian pun akan merasakan dampaknya.
Kemajuan
teknologi (technological progress) bagi kebanyakan ekonom merupakan sumber
pertumbuhan ekonomi yang paling penting. Dalam pengertiannya yang paling
sederhana, kemajuan teknologi terjadi karena ditemukannya cara baru atau
perbaikan atas cara-cara lama dalam menangani pekerjaan-pekerjaan tradisional
seperti kegiatan menanam jagung, membuat pakaian, atau membangun rumah. Kita
mengenal tiga klasifikasi kemajuan teknologi, yaitu: kemajuan teknologi yang
bersifat netral (neutral technological progress), kemajuan teknologi yang hemat
tenaga kerja (labor-saving technological progress), dan kemajuan teknologi yang
hemat modal (capital-saving technological progress).
Kemajuan teknologi yang netral (neutral technolohical progress) terjadi apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang sama. Inovasi yang sederhana, seperti pembagian tenaga kerja (semacam spesialisasi) yang dapat mendorong peningkatan output dan kenaikan konsumsi masyarakat adalah contohnya. Sementara itu, kemajuan teknologi dapat berlangsung sedemikian rupa sehingga menghemat pemakaian modal atau tenaga kerja (artinya, penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memperoleh output yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga kerja atau modal yang sama). Penggunaan komputer, mesin tekstil otomatis, bor listrik berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajak tanah, dan banyak lagi jenis mesin serta peralatan modern lainnya, dapat diklasifikasikan sebagai kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological progress). Sedangkan kemajuan teknologi hemat modal (capital-saving technological progress) merupakan fenomena yang langka.
Kemajuan teknologi yang netral (neutral technolohical progress) terjadi apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang sama. Inovasi yang sederhana, seperti pembagian tenaga kerja (semacam spesialisasi) yang dapat mendorong peningkatan output dan kenaikan konsumsi masyarakat adalah contohnya. Sementara itu, kemajuan teknologi dapat berlangsung sedemikian rupa sehingga menghemat pemakaian modal atau tenaga kerja (artinya, penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memperoleh output yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga kerja atau modal yang sama). Penggunaan komputer, mesin tekstil otomatis, bor listrik berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajak tanah, dan banyak lagi jenis mesin serta peralatan modern lainnya, dapat diklasifikasikan sebagai kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological progress). Sedangkan kemajuan teknologi hemat modal (capital-saving technological progress) merupakan fenomena yang langka.
Hal ini
dikarenakan hampir semua penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi
dilakukan di Negara-negara maju dengan tujuan utama menghemat pekerja, dan
bukan menghemat modal. Di Negara-negara dunia ketiga yang berlimpah tenaga
kerja tetapi langka modal, kemajuan teknologi hemat modal merupakan sesuatu
yang paling diperlukan. Kemajuan teknologi juga dapat meningkatkan modal atau
tenaga kerja. Kemajaun teknologi yang meningkatkan pekerja (labor-augmenting
technological progress) terjadi apabila penerapan teknologi tersebut mampu
meningkatkan mutu atau ketrampilan angkatan kerja secara umum. Misalnya, dengan
menggunakan video, tape, televise, dan media komunikasi elektronik lainnya di
dalam kelas, proses belajar bias lebih lancar sehingga tingkat penyerapan bahan
pelajaran juga menjadi lebih baik. Demikian pula halnya dengan kemajuan
teknologi yang meningkatkan modal (capital-augmenting technological progress).
jenis kemajuan ini terjadi jika penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita
memanfaatkan barang modal yang ada secara lebih produktif. Misalnya, penggunaan
bajak kayu dengan bajak baja dalam produksi pertanian.
Komentar
Posting Komentar